Kawasan
Gumuk terletak sekitar 600 meter di timur Pasar Kotagede, arah menuju Perumahan
Wirokerten. Gumuk hanyalah sebuah kawasan kecil gundukan tanah yang berkait
erat dengan jagang. Karena letaknya berdekatan dengan jagang, gundukan tanah
tersebut merupakan hasil budidaya kegiatan ketika pengerukan jagang, sehingga
yang tertinggal di tempat tersebut menjadi gundukan tanah atau gumuk. Ada juga
yang mengatakan, gumuk tersebut untuk menanggulangi banjir dari arah utara.
Di tahun 1960-an, menyebut nama Gumuk orang akan tersenyum berahi. Karena di
kawasan Gumuk terkenal sebagai tempat mangkal wanita nakal. Wanita-wanita nakal
itu mangkal di warung wedang remang-remang, sebelum akhirnya berpindah ke
kawasan Warudhoyong di timurnya. Selain di Gumuk dan Warudhoyong, kawasan
remang-remang tempat mangkal wanita nakal boleh dikata menjamur. Darakan Barat,
Gedongan, dan kawasan Ladhang adalah di antaranya yang mengepung Kotagede.
Kini, lingkungan di kampung-kampung tersebut sudah berubah, penuh dengan
berbagai aktivitas religius.
Di
kawasan Gumuk tersebut sekarang sudah berdiri sebuah bangunan. Dan pemilik
bangunan tersebut menggunakannya sebagai Kantor ASMINDO (Asosiasi Industri
Permebelan dan Kerajinan Indonesia) Komisariat Daerah Istimewa Yogyakarta.
Untuk mengabadikan nama Gumuk, salah satu Toko Besi dan Bangunan di kawasan
Gumuk memberi nama tokonya dengan nama, TB Gumuk.
Sumber Referensi:
Toponim Kotagede, 2011: Erwito
Wibowo, Hamid Nuri, Agung Hartadi.
Repost from kotagedeheritage.org